Semakin berkurangnya lahan bercocok tanam dan ketidak sesuaian
hasil yang didapat dari bertani menjadi alasan UNU Yogyakarta melaksanakan
Workshop dan Launching “UNU Berkebun On Campus”. Acara ini diselenggarakan pada
Jumat sore (30/11/2018) bertempat di Aula UNU Yogyakarta.
Acara ini merupakan kerjasama antara UNU Yogyakarta
dengan Jogja Berkebun. Jogja Berkebun sendiri merupakan suatu komunitas yang
bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berkebun dengan konsep sederhana
dan memberikan pemahaman bahwasannya berkebun tidak memerlukan lahan yang luas.
“Jika saya sedang suntuk karena memikirkan naskah yang
belum selesai, maka yang saya lakukan adalah mengambil selang dan menyirami
tanaman” ujar Prof. Purwo selaku Rektor UNU Yogyakarta dalam sambutannya.
Prof. Purwo menyampaikan bahwa kegiatan berkebun banyak
implikasinya, seperti menimbulkan rasa
nyaman di kampus sehingga menjadikan kegiatan lebih produktif lagi.
“Saya berharap mahasiswa UNU Jogja dapat memperdayakan
lahan kampus yang ada. Sehingga kampus UNU Jogja yang dikenal sebagai kampus
Hijau, tidak hanya hijau luarnya tetapi hijau dari dalam, dengan terciptanya
taman taman yang asri di lingkungan kampus tersebut,” tambah Prof. Purwo Santoso
yang juga Guru Besar Universitas Gajah Mada ini.
“Berkebun dapat dilakukan oleh siapapun walaupun dengan
lahan yang sempit,” Ujar Risky selaku pembicara dari Komunitas Jogja Berkebun.
Mas Risky sapaan akrabnya menyampaikan bahwa banyak
kelebihan dari metode Hydroponik. Seperti sayuran yang ditanam dengan metode
ini akan terhindar dari bahaya pestisida, sehingga mutu kualitas yang
dihasilkan lebih baik. Dan juga waktu panen yang biasnya diperlukan selama 30 –
35 hari dapat dipangkas menjadi lebih singkat yaitu sekitar 15 – 20 hari.
Metode ini juga tidak memerlukan lahan yang luas, selasar rumah dan lahan
sempit sejenis nya dapat di berdayakan. Dab juga alat yang digunakan tak perlu
alat yang mewah, alat-alat bekas seperti botol air mineral juga dapat digunakan
dalam metode berkebun ini.
Dalam workshop tersebut, Mas Risky juga memperkenalkan
salah satu kegiatan komunitasnya yang berdiri sejak tahun 2013 lalu, yaitu Trip
Jogja Berkebun. Kegiatan mengunjungi secara langsung ke lahan para petani, dengan
maksud agar kita dapat melihat sekaligus belajar bercocok tanam secara langsung
dan juga mempertemukan kita sebagai konsumen kepada para petani secara langsung.
Karena pada praktiknya para petani biasanya menjual sayuran kepada para
tengkulak dengan harga yang murah, dan kita sebagai konsumen mendapat harga
sayuran tersebut lebih tinggi.
“Petani bisa mendapatkan harga yang lebih tinggi dan kita
bisa mendapat harga yang lebih murah” Tambah Risky.
Acara workshop ini dihadiri oleh mahasiswa UNU dari
berbagai Program Studi khususnya Jurusan Agribisnis. Juga dimeriahkan oleh
Musik keroncong dari Pondok Putra Nurul Ummah, Kota Gede yang menambah suasana menjadi
lebih asyik. (Rahmad/Gibran)
*berita ini diliput reporter LPM Nusa dan sebelumnya juga telah tayang di portal Bangkit Media