Ada sajak di bulan Agustus
Untuk maha perasa dan merasakan
Hati yang terkoyah dalam lamunan
Menjadikanku tersungkur dalam setiap bait
Hanya teruntuk pada tujuan
Aku masih raib dalam tubuh juang
Sedangkan penanggalanku kelabu bertemu denganmu
Bagaimana tuntutan memaksaku berpikir
Membahagiakanmu atau pamitmu hanya candu
Aku tak bertuan menghimpit asamnya senyum
Pahitnya jarak dan rindu
Inginku bersemayam dalam tangis kecilku
Wanitaku
Engkau pernah mengajariku menjadi laki-laki sejati
Dan engkau pernah bilang pekarangan adalah sebuah
pilihan
Untuk mencari atau hanya di caci
Tumbang bukan sebuah alasan
Kedewasaan ialah tuntutan
Aku tahu pada akhirnya
Aku candu kembali bertemu
Namun, aku harus pamit meninggalkan semua yang ada
Termasuk kenangan
Dan jalannya ego
Mati adalah sebuah pilihan
Tekadku kembali untuk menjadi akad
Dan rindu akan membekas dalam raut pikikirku
Dengan padangamu yang mulai kabur
Wajahmu yang mulai sungkur
Aku harap ada doa di setiap syukur
Pamit tak menjadi sakit
Dan rindu bukan kembali menjadi kelabu.
Alam
Syam
(Mahasiswa Prodi Informatika Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta).