-->
Calon ketua BEM Periode Tahun 2020 Diperkirakan Lawan Kotak Kosong
Calon ketua BEM Periode Tahun 2020 Diperkirakan Lawan Kotak Kosong

Calon ketua BEM Periode Tahun 2020 Diperkirakan Lawan Kotak Kosong

“Padahal kami sudah semaksimal mungkin mengomunikasikan dengan HMP-HMP, sudah pernah kumpul dua kali juga. Bukan hanya itu, kami juga...


Menjelang Pemilu Raya yang tinggal sebentar lagi, KPUM kembali memperpanjang pendaftaran bakal calon ketua BEM serta DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa). DPM sendiri merupakan lembaga legislatif mahasiswa yang dulunya bernama SEMA (Senat Mahasiswa). Pergantian nama ini disepakati pada kongres KBLM (Keluarga Besar Lembaga Mahasiswa) UNU Jogja yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.

Masa pendaftaran bakal Calon BEM dan DPM yang telah dibuka sejak tanggal 28 Desember 2019 kemarin, sedianya memang ditutup tanggal 02 Januari. Akan tetapi, karena kendala kekosongan pendaftar, KPUM memperpanjang masa pendaftaran hingga tanggal 06 kemarin. Tidak cukup hanya disitu, masa pendaftaran kembali dibuka pihak KPUM untuk kedua kalinya mulai tanggal 06-07 Januari.


Dari informasi yang beredar di whats app group (WAG) civitas akademik mahasiswa UNU Yogyakarta, masa perpanjangan pendaftaran yang dimaksud dibuka hanya sampai hari Selasa (07/01) pukul 09.00 WIB, dari yang sebelumnya hanya sampai tanggal 06/01 pukul 23.59 WIB. 

“Perpanjangan kedua ini terjadi karena ada pendaftar DPM yang persyaratannya belum lengkap. Jadi kami perpanjang lagi untuk melengkapi berkas-berkas dari bakal anggota DPM,” ungkap Yusrianti yang menjabat sebagai ketua KPUM.

Ketika dikonfirmasi LPM Nusa, pihak KPUM juga memberitahukan bahwa sampai masa pendaftaran ditutup, hanya ada satu pendaftar bakal calon untuk ketua BEM. Pemilu raya tahun ini dimungkinkan akan diikuti satu pasangan calon melawan kotak kosong seperti tahun lalu.

Dari pihak KPUM sendiri menyayangkan soal pendaftar tunggal BEM ini. Menurut penuturan Yusrianti, hal ini dimungkinkan karena rendahnya kepedulian mahasiswa UNU terhadap berlangsungnya demokrasi mahasiswa kampus. Kemungkinan lain, lanjut Yusri juga adalah tiadanya kesiapan untuk maju menjadi bakal calon ketua BEM periode 2020 ini. 

“Padahal kami sudah semaksimal mungkin mengomunikasikan dengan HMP-HMP, sudah pernah kumpul dua kali juga. Bukan hanya itu, kami juga sudah membentuk WAG “Fokus Pemilu”. Akan tetapi, sepertinya masih ada informasi yang belum bisa mencapai kalangan akar rumput mahasiswa,” pungkas Yusri.

 Okta Brahvila Karim ketua HMP Informatika 2020 mengaku memang KPUM telah mengumpulkan para perwakilan dari HMP-HMP untuk membahas Pemilu Raya serta membuat WAG Fokus pemilu. Akan tetapi, sosialisasi mengenai mekanisme pemilu memang belum tersalurkan dengan efektif. Hal ini dibenarkan oleh ketua HMP SII Imas Maspupah dan juga Putri Kenzha ketua HMP Farmasi. Keduanya senada berpendapat bahwa memang benar sudah ada sosialisasi perihal Pemilu Raya. Tetapi, menurut mereka HMP hanya diberi informasi saja, tidak dimintai pendapat terkait proses pemilu yang dilakukan KPUM.

“Sepertinya belum (terkait proses pemilu), tapi tidak tahu kalau sudah dijelaskan ketika kumpul dengan HMP-HMP itu. Masalahnya pada saat kumpul itu saya tidak datang karena bentrok dengan kerjaan saya. Jadi saya tidak tahu apakah sudah disampaikan atau belum,” tambah Putri Kenzha.

Terlepas dari itu semua, Rohana demisioner Sekjen SEMA mengaku puas dengan kinerja KPUM saat ini. Ia mengatakan bahwa KPUM saat ini telah bergerak cepat dan bekerja maksimal. 

Ketika ditanyai pendapatnya soal pemilu tahun ini, Rohana tidak banyak berkomentar. Menurutnaya, ia belum bisa menyimpulkan karena memang pemilu belum berjalan. Selain itu, KPUM adalah lembaga independen yang aturannya telah disahkan pada kongres KBLM kemarin. 

“SEMA tidak punya tugas dan kewenangan apapun dalam proses pemilu ini. Mekanisme pemilu akan dijalankan KPUM dan dikontrol BAWASLU yang telah dibentuk. Kami hanya menerima laporan kinerja keduanya setelah rampung,” ungkap Rohana.

Rohanna juga mengatakan bahwa pihak KPUM juga selalu mengabarkan perkembangan progres mereka kepada SEMA, untuk memastikan tidak adanya misinformasi. Bahkan, kemarin ketika diwawancarai LPM Nusa, Rohanna mengaku juga akan bertemu dengan KPUM.

Senada dengan Rohana, Rizan sebagai demisioner ketua SEMA juga enggan memberikan komentarnya ketika ditanyai perihal pemilu. Hal itu dikarenakan ia telah tidak menjabat lagi.

Terlepas dari itu semua, pihak SEMA berharap pemilu tahun ini berjalan lancar sehingga bisa didapatkan para pemimpin yang bijaksana untuk kedepannya.

Baca juga: