Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan, Senawi, M.P. hadiri momentum puncak Festival Hari Santri Nasional 2021 yang diselenggarakan oleh Panitia Festival Hari Santri Nasional di Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta (21/10) berlangsung khidmat. Acara ini murni inisiatif mahasiswa berdasarkan kolaborasi antara Unit Kegiatan Mahasiswa (Ukm) dan Himpunan Mahasiswa Prodi (Hmp) Unu Jogja, di antaranya UKM Penelitian, UKM Kitab Kuning, UKM Musik, UKM Koperasi Mahasiswa, serta HMP Studi Islam Interdisipliner.
Dalam kesempatan itu, Warek III menyampaikan pesan mendalam supaya penguatan ingatan Mahasantri perihal sejarah perjuangan Ulama Nusantara ketika mempertaruhkan nyawa pun darah juangnya demi mempertahankan kemerdekaan NKRI dibuktikan dengan kontribusi nyata, bahwa substansi memperingati hari santri ini, yaitu harus bertanggung jawab dalam mengisi hasil kemerdekaan dengan kontribusi yang bisa membuktikan kemajuan, keadilan, kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa Indonesia.
“Para alim ulama dengan segala ilmu (keikhlasan dan perjuangan) yang dimilikinya harus kita lanjutkan, serta nilai-nilai keaswajaan harus kita tanamkan (amalkan), di dalam aktivitas sehari-hari.” Ujar beliau.
Beliau sangat apresiatif terhadap semangat juang mahasiswa dalam menyelenggarakan rangkaian acara ini, jika peluang pemuda masa kini sangat membantu dalam peran penting dirinya bisa hadir untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia secara umum, maka hal itu sangat merepresentasikan sendi-sendi para pejuang terdahulu yang sudah gugur, yakni menjadi bagian dari kader profesional unggul yang mampu hadir sebagai warga nahdliyin yang sholeh dan sholehah.
“Jadilah kader dan SDM unggul, pada puncaknya (warga nahdliyin) sebagai generasi penerus sudah seharusnya meneruskan pembangunan, merapatkan barisan, melangkah bersama dalam menatap masa depan negeri ini, dan jangan hanya menjadi penonton, apalagi sampai terpinggirkan.” Paparnya dengan tegas dan lugas.
Rangkaian acara memperingati Hari Santri Nasional ini pula, kolaborasi UKM dan HMP berhasil mengadakan ajang perlombaan, baik di tingkat universitas bahkan DIY. Tema yang diusung tentang “Bangkitnya Santri di Era Pandemi” itu telah menuai beberapa prestasi sebagai upaya menggali potensi para santri modern.
Dalam lomba Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat DIY yang diselenggarakan oleh kolaborasi UKM Kitab Kuning dan Koperasi Mahasiswa sudah menegaskan budaya dan tradisi membaca kitab kuning harus terus dihidupkan tidak boleh terdegradasi oleh perkembangan teknologi masa kini.
Sejarah dengan program tahunan yang disemarakkan oleh UKM Penelitian, yang saat ini menggandeng UKM Koperasi Mahasiswa untuk ikut andil memeriahkan hari Santri, yaitu merealisasikan Festival Literasi 2021 tingkat Universitas guna menguji kreatifitas Mahasantri di bidang literatur kepenulisan, dengan tema “Kontribusi Mahasantri dalam Pemulihan Kondisi Bangsa Pasca Pandemi”.
Lebih lanjut, momentum Puncak Festival Hari Santri Nasional ini juga tak kalah menarik jika pelaksanaannya di tengah pandemi tidak terbatas antara ruang dan waktu, termasuk memiliki kualitas cara pandang secara mendunia tentu sangat dibutuhkan daripada hanya memiliki cara pikir yang hanya berstandar lokal.
Hal inilah menegaskan bahwa kegiatan di era pandemi yang telah melahirkan peradaban baru ini justru tidak menjadi penghalang terbentuknya pola hidup hibrida: proses mengasimilasi implementasi program kerja berdasarkan situasi dan kondisi tertentu, yaitu antara menggabungkan ruang offline dan online untuk disebarluaskan secara global.
Sebagaimana disampaikan Warek I, bidang Akademik dan Kepesantrenan, Jazilus Sakho, MA,. Ph.D dalam rangkaian acara Dialog Santri tersebut.
“(Mahasantri harus menunjukkan) kebangkitan cara pandang dan daya pikir yang (bisa) menembus ruang dan waktu.” Pungkasnya.