Secara umum pandangan kaum sofis dibagi menjadi tiga, Nihilis, Skeptis, dan Relativis. Ketiga golongan ini sama-sama memiliki pandangan yang keliru dan berbahaya.
Nihilis, berpandangan bahwasanya tidak ada kebenaran. Dan tidak ada pengetahuan akan kebenaran yang akan dicapai. Maka semestinya cara mendidik kelompok Nihilis, kata Imam al-Ghazali di dalam kitab mi'yarul ilmi, perlakukan mereka dengan cara dipukul dan diambil hartanya. Jika mereka mengeluh sakit akibat pukulan itu,dan mereka menuntut kembali harta mereka. Maka katakanlah kepada mereka "Jika tidak ada sama sekali bagimu dan hartamu kebenaran kenapa kalian mengeluh sakit, dan menuntut kembali sesuatu yang sama sekali tidak terdapat kebenaran?" maka, yang demikian adalah cara mendidik mereka (kaum sofis) yang congkak.
Jika masih belum cukup tanyakanlah kepada mereka "Apakah tidak ada kebenaran?". Jika mereka menjawab "iya" maka, secara otomatis mereka telah menetapkan dan mendeterminasi kebenaran itu sendiri. Dan jika mereka menjawab "tidak" maka, diperlukan kebenaran untuk menjustifikasi pernyataan mereka karena jika tidak ada kebenaran dalam menegasikan kebenaran maka tidak sah negasi terhadap kebenaran itu.
Atau pertanyaan yang lain Misalnya, "Apakah kamu tidak tahu bahwa tidak ada pengetahuan yang bisa mencapai pada kebenaran?" Jika mereka menjawab "tahu" maka mereka telah menetapkan tiga hal sekaligus, pengetahuan (Ilmu), orang yang mengetahui (alim), dan yang diketahui (ma’lum). Secara presisi sederhana cara meladani mereka cukup tarik apa yang menjadi klaim mereka pada implikasinya jika mengarah pada posisi absurd, maka klaim itu tidak benar (sah) dalam logika ini disebut Argumentum Ad Absurdum atau Reductio Ad Absurdum.
Tidak ada kebenaran (Laa Haqiqatan) pernyataan ini hanya memiliki dua kemungkinan antara benar atau salah jika mereka menjawab benar maka berarti kebenaran itu ada dan menyanggah pernyataan mereka sendiri, jika menjawab salah mereka juga malah mengafirmasi pernyataan yang kedua.
Yang kedua, Skeptis (syakin) kelompok ini meragukan semua ilmu pengetahuan dan kebenaran, tidak ada pengetahuan yang menyakinkan atau semua kebenaran itu meragukan. implikasi dari penyataan mereka hanya ada dua kemungkinan saja antara ragu dan tidak ragu. Jika mereka ragu, maka mereka ragu pada wujud dirinya sendiri dan jika mereka ragu pada keberadaannya (wujudnya) maka mereka telah menegasikan dirinya sendiri, jika mereka menegasikan dirinya sendiri, maka klaim mereka pun tidak akan pernah ada (meragukan) dan jika mereka tidak ragu berarti ada pengetahuan yang tidak meragukan. Sekali lagi mereka menghianati pernyataannya sendiri.
Yang ketiga, adalah Relativis, kelompok ini berkeyakinan bahwa yang benar adalah sesuai dengan apa yang mereka yakini benar. Menurut asumsi mereka semua keyakinan itu benar, kasarnya saya benar karena saya menyakininya. Cara menolak keyakinan kelompok terakhir ini ada tiga cara namun saya ambil cara paling mudah dan sederhana saja. Yakni tanyakanlah pendapat mereka tentang kelompok nihilis jika mereka setuju dengan nihilis berarti mereka termasuk nihilis yang kita tahu itu salah (absurd), Jika mereka tidak setuju berarti mereka menyakini adanya kebenaran mutlak.
Pandangan yang ketiga ini umumnya kerap Kali dijumpai di bidang kajian kebudayaan dan sosial sebab keduanya berbeda dengan ilmu eksakta atau ilmu pasti ada banyak bias di dalamnya (sosial budaya).
Wallahu a'lam